Sabtu, 16 Agustus 2008

Nikmatnya menjadi seorang Ryan..


Ini bukan maksud ingin berhaluan orientasi seksual setelah melihat sosok Ryan sang fenomena, tetapi dilihat dari segi sensasionalnya dia selama penyidikan terkait kasus yang menimpa dia.Ryan sang Homoseksual ini harus merasakan hotel prodeo karena di indikasikan terbukti membunuh 11 orang yang dikubur secara serampangan di sekitar rumahnya, ke-11 ini baru terungkap ketika beliau ini tertangkap sebagai pelaku dari pembunuhan mutilasi yang dia buang di Depok.


Pasti anda pembaca dan pengunjung web blog ini bertanya apa nikmatnya menjadi seorang Ryan bukannya dia seorang psikopat homo, tukang jagal dan apapun julukan yang dialamatkan kepada dia ? judul tersebut diatas bukan maksud jadi homo tapi enak sekali menjadi seorang Ryan dalam tahanan Polisi Daerah Jawa Timur dan Polisi Resort Jombang.Kenapa penulis bisa bilang begitu sekarang kita bayangkan..


apakah bisa seorang tahanan konsumsi terutama urusan perutnya selalu dihidangkan makanan ala ayam goreng taliwang, kadang Hoka-Hoka Bento dan lebih parahnya lagi sosok Ryan ini menganut sistem 4 sehat 5 sempurna harus tersedia pencuci mulut yang tidak tanggung-tanggung yaitu buah-buahan segar seperti semangka bahkan beberapa kali minta disajika Es atau Juice Durian bisa di bayangkan donk nikmatnya di penjara kalau semua tahanan kayak Ryan ?


Yang jadi pertanyaan sekarang adalah daripada Penyidik Kepolisian Daerah Jawa Timur darimana mereka mendapatkan uang untuk membeli makanan yang dipesan oleh Ryan, secara kita tahu bagaimana kondisi dunia per-makanan tahanan yang sampai sekarang kadang-kadang mesti ngutang sama rekanan catering yang telah dipilih oleh Polri kemudian lauk dari makanan itu sendiri yang jauh dari kata sehat seperti 4 sehat 5 sempurna, bahkan sedikit alot kayak makan sol sandal jepit, kenapa pernah bilang gitu karena pernah mengalami walaupun tidak tidur di dalam Tahanan.Alasan pejabat di Polda Jawa Timur memberikan keluasaan dan memenuhi apa yang di minta Ryan adalah untuk memudahkan penyidikan, kalau alasan itu, kenapa sampai hari ini penyidikan itu masih belum ada titik terang dan diserahkan kepada pihak Kejaksaan Tinggi Jawa Timur bersamaan dengan berita acara yang sudah di P-21 a.k.a. lengkap ? tetapi polisi masih berkutat diareal penyidikan terus tanpa ada penambahan, bahkan malah menjadi Polisi memberikan ke-leluasaan untuk Ryan dan Novel sang kekasih untuk memadu hasrat seksualnya di ruangan penyidik bahkan sampai mandi bareng, kalau sudah seperti ini dimana harga diri institusi Polisi di mata masyarakat yang benar-benar ingin mencari keadilan dan kebenaran, kalau sampai ruang penyidik gunakan untuk berciuman mesra bahkan beradegan panas layaknya seperti yang sering kita lihat atau yang hobi mengkoleksi real player 3gp.


Penulis sependapat dengan psikolog klinis dan terapis Liza Marielly Djaprie ketika ditanya oleh wartawan suatu situs berita online soal kasus ini, mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Polisi dengan memberikan apa yang diminta oleh Ryan tidak dapat semuanya benar, malah bisa merusak lambang dan harga diri Polisi, kalau untuk menghadirkan Novel sang pacar dapat dibilang bisa membantu dan meringankan pekerjaan Polisi karena kita tahu bagaimana sifat dari Ryan yang sebentar-sebentar tenang kemudian tiba-tiba marah-marah.


Dan juga kalau ini sampai terdengar ke kamar tahanan, kemudian para tahanan ini berontak dan demo apakah Polisi bisa menjelaskan tentang apa yang mereka dengar, sementara kita tahu bagaimana kondisi ruangan kamar Hotel Prodeo di Indonesia mulai yang dikelola mulai dari Kepolisian Sektor hingga Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, belum lagi yang dikelola oleh Kejaksaan dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.


Kalau seperti ini kan boleh dibilang Kepolisian Republik Indonesia terutama Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resort Jombang melakukan tindakan diskriminasi dan Pilih kasih, disaat tersangka maling ayam atau mencuri sepeda motor dengan kunci letter T, atau hanya sekedar pemalakan harus di pukuli pake tangan kosong hingga lebam-lebam atau dipaksa tanda tangan BAP biar cepat kelar kemudian di kasih makan seperti kasih makanan ke hewan piaraan, sementara Ryan ? apakah ini sudah sesuai dengan motto Polisi yang selalu kita lihat karena terpasang di samping pintu mobil patroli yaitu Melindungi dan Mengayomi, memang sudah apa yang di lakukan Polri sesuai dengan motto itu tapi kalau hanya di lakukan oleh Ryan jelas sekali itu bukan motto daripada Polri.Bagaimana kelanjutan dari akhirnya penyidikan ini, kita tinggal menunggu kesabaran dan kekayaan Polri dalam menghadapi permintaan-permintaan Ryan yang di luar akal orang waras dan normal..


Diponegoro 82..JKT
Rhivan Lorca

Tidak ada komentar: