Sabtu, 16 Agustus 2008

Selamat Berjuang ATM Demokrasi Bangsa


Pertama-tama penulis ingin mengucapkan selamat kepada para partai-partai politik yang dinyatakan lulus verifikasi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum, dan tepat tiga hari yang lalu yaitu pada tanggal 12 Juli 2008 telah memasuki masa kampanye yang mana disinilah partai akan merayu ibarat rayuan gombal kepada setiap warga agar memilih mereka karena jika mereka rakyat ini memilih partai mereka maka negara akan makmur dan berubah, ternyata ?


Kenapa judul diatas penulis tulis, karena partai politik di negara ini tidak lebih dari mesin Anjungan Tunai Mandiri dimana setiap ada event yang mengundang massa banyak pasti UUD-Ujung-Ujungnya Duit dan itulah yang berlaku hingga akhir masa jabatan sampai harus pindah rumah dari rumah dinas ke Hotel Prodeo KPK,apakah ini yang disebut partai ?Penulis setuju dengan apa yang diucapkan oleh pengamat terkemuka dan agak sedikit menggelitik setiap mengeluarkan statementnya yaitu bahwa partai ini selain sudah menjadi ATM Demokrasi dan yang lebih para sudah rusak demokrasi di negara ini dimana kita mengenal semboyan dari Vox Populi Vox Dei yang artinya suara rakyat adalah suara Tuhan tetapi kenyataannya adalah Vox Populi Vox Genum yaitu suara rakyat suara gemericik emas dan itulah yang dijadikan patokan untuk partai menyerap warga untuk menyuruhnya.


Kita tidak usah munafiklah, bagaimana kerja partai politik di Indonesia yang semakin lima tahun pasti bertambah, semua rata-rata adalah berbau UUD- Ujung-ujungnya duit entah itu masuk menjadi anggota partai atau pada saat mendaftar untuk menjadi anggota legislative dan itu semua harus menyertakan beratus-ratus ribu lembar hvs persegi panjang dengan nominal rupiah yang nolnya berderetan panjang..


Sebenarnya apa fungsi dari partai itu sendiri, kalau menurut penulis yang dimaksud dengan partai politik adalah sebuah organisasi yang mana job desknya adalah menyalurkan aspirasi masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang berlangsung dan mengawasi jalannya pemerintahannya, tetapi kenyataannya apa ?Pemerintah atau negara ini hanya berubah pada saat tahun 1998, selanjutnya ? masih hanya ibarat ganti baju saja karena basah tetapi tetap saja tidak ada yang berubah bahkan mundur jauh, kita bisa lihat berapa banyak anak yang putus sekolah, berapa banyak wanita yang sekarang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial mulai dari yang terang-terangan hingga kamuflase seperti ayam kampus atau ayam putih abu-abu atau sekretaris pribadi plus-plus karena apa ?, trus berapa banyak keluarga yang setiap harinya bingung dan selalu berkata dalam hati “ besok kita makan apa ya ?” lalu berapa banyak pengemis yang berkeliaran di setiap perempatan lampu merah baik di Jakarta maupun di daerah mulai Ujung Pulau Sabang hingga ujung Pulau Merauke apakah hal seperti diperhatikan oleh partai untuk mengkritik pemerintah ? NON SEN !! yang ada mungkin mereka-mereka inilah yang berkerja di Senayan yang membuat ini semua hanya satu UANG itulah malapetakanya.Karena Uang banyak pejabat yang harus menginap atau Check-in di Hotel Prodeo baik yang ada di Kuningan-Jakarta Selatan, atau di Jend. Sudirman atau yang ada disekitar Trunojoyo- Blok M, karena uang juga banyak pejabat kita selalu melakukan pekerjaan dengan instant, kalau seperti ini apalah fungsi dari Partai Politik yang semakin hari semakin banyak saja, kalau begini tidak ubahnya seperti pesta ulangtahun bocah dimana selalu ada pembagian kue yang mana selalu berebutan untuk mendapatkan porsi yang tersebar, dan itulah yang banyak dialami oleh partai politik di negara ini jadinya negara ini bukannya semakin baik malah semakin hancur.


Soal adanya rencana golput pun mengemuka, kalau menurut penulis secara pribadi jika kita melihat seperti sepertinya indeks orang Indonesia untuk melakukan golput untuk pemilu mendatang akan semakin banyak, karena banyak sekali partai yang melakukan kebohongan publik ya ibaratnya sudah memperawani wanita sampai (maaf!) ketagihan wanitanya diawalnya manis akan bertanggung jawab tetapi begitu hamil ditinggal begitu saja..nah seperti itulah partai di Indonesia.Yang menjadi pertanyaan besar adalah mau sampai kapan partai ini selalu melakukan kebohongan publik ke rakyat demi sesuap nasi dan segenggam berlian segentong perut tanpa memperhatikan negara ini dan tentunya rakyat, dan berapa banyak persentasi golput di negara ini tahun depan pada saat pemilu 2009 melihat hancurnya perilaku partai baik secara perorangan atau secara Lembaga.


Kita nantikan saja….

Tidak ada komentar: