Jumat, 13 Agustus 2010

Siapa yang Berani Menggulung-tikarkan Industri Selangkangan

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Pada minggu kedua di bulan ini masyarakat khususnya pengguna internet di hebohkan dengan sebuah tindakan bahwa negara sedang memproses penutupan sejumlah web-site yang berbau pornografi akibat tindakan dari Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia ini membuat para pengguna internet terganggu karena ada beberapa situs yang tidak masuk kategori pornografi pun ikut dampat seperti tidak dapat diakses.

Langkah pemerintah dalam hal menutup dan menertibakn situs-situs porno ini dikarenakan maraknya tindakan asusila yang berkembang di masyarakat terutama ketika hebohnya video yang melibatkan trio artis, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah efektif dengan penutupan situs-situs porno saat ini (apa karena bulan puasa jadinya pemerintah gencar melakukan penutupan sama seperti ormas yang selalu merasa dirinya hebat dan menjadi polisi moral) menurut penulis sisch tidak efektif kenapa?

Penulis pernah membaca sebuah riset tentang pornografi dimana bahwa setiap detiknya LEBIH DARI 35,000 orang di dunia mengakses pornografi di dunia maya dengan TOTAL PENGELUARAN LEBIH DARI USD 5,000. Kalau dihtung berdasarkan waktu maka setidaknya SETIAP DETIK ada sekitar 400-1,000 pengguna internet yang MENGETIKKAN kata kunci tertentu di situs pencari misalnya Google untuk mencari konten yang berbau pornografi.

Negara kita sendiri, Indonesia pun pernah di survey oleh salah satu content dari sebuah situs pencari pada sekitar tahun 2008 dimana khususnya DKI Jakarta sebagai kota nomor lima paling banyak banyak onliners (istilah pengguna internet) yang sering mengunjungi situs-situs dewasa, kalau DKI nomor lima tentunya anda ingin tahu kota mana yang berada dalam urutan satu yang paling banyak onliners yang sering mengunjungi situs-situs dewasa, adalah kota Semarang yang paling banyak mengakses dan berkunjung ke situs-situs dewasa kemudian lanjut kota D.I. Yogyakarta, Medan dan Surabaya.

Apakah anda pernah menghitung berapa banyak situs, blog, video, dan gambar ketika anda mengetik kata “sex” di mesin pencari ? penulis pernah meriset selama enam bulan belakangan ini secara berturut-turut ternyata hasil ketikan kata “sex” di mesin pencari maka terdapat sekitar 800,000 situs kemudian 1,000,000 video kemudian 2,000,000 gambar dan 9,000,000 blog itu SUDAH TERMASUK kategori “sex” untuk kebutuhan pelajaran kedokteran dan biologi dan hanya kebutuhan shawat

Untuk urusan esek-esek dalam hal gaya bercinta atau bahasa gaul anak sekarang adalah Kamasutera, negara kita Indonsia menduduki peringkat ketiga setelah negara kecil di Erropa yaitu Lithuania dan Indonesia dalam hal paling banyak yang mengetikkan kata tersebut di situs mesin pencari, sedangkan kota DKI Jakarta sendiri berada pada urutan keempat setelah kota Chennai, New Delhi dan Mumbai yang mana ketiga kota ini berada dalam satu negara yaitu India


Sebuah industri terutama industri pornografi atau yang berkaitan dengan pornografi bukanlah industri kemarin sore tetapi industri yang nyata dan sudah ada disekitar kita baik itu secara terbuka dan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, karena menurut analisa yang pernah dikeluarkan pada tahun 2007 yang pernah penulis baca bahwa SEMUA penghasilan yang dihasilkan oleh semua perusahaan elektronik dan teknologi seperti perusahaan milik orang paling kaya Bill Gater, Microsoft, kemudian Google, E-bay, Amazon, Yahoo!, Myspace, Flickr atau mungkin situs jejaring sosial yang lagi tren saat ini Facebook dan Twitter atau mungkin Koprol sekalipun TIDAK MAMPU mengimbangi pendapatan industri pornografi apalagi hasil keutungan dari semua perusahaan itu diGABUNG dengan SEMUA penghasilan daripada seorang Kanselir, Presiden bahkan Perdana Menteri dalam periode satu tahun, karena pendapatan dari industri pornografi ini BISA ditaksir mencapai USD 500 Miliar ( silakan konversikan sendiri ke dalam Rupiah) itu data tahun 2007, tentunya di tahun 2010 pendapatannya mungkin bisa meningkat sepuluh kali lipat !

Salahkan Orangtua Anda !

Jadi jika kita melihat data di atas maka kita tidak bisa menutup apapun yang berkaitan dengan pornografi karena setiap 39 detik selalu ada situs-situs baru yang berkaitan dengan pornografi, penulis agak sanksi dengan tindakan Menkominfo yang mencoba menutup akses-akses yang berkaitan dengan pornografi setelah melihat data ini. Sebenarnya mudah kok mengurangi efek daripada pornografi ini yaitu pertama, adanya keterbukaan antara orangtua dan anak dalam hal pendidikan seksual dan reproduksi kenapa penulis berkata seperti itu, coba mari kita tanya dengan nurani PERNAHKAH kita mendapatkan penjelasan secara rinci tentang apa itu seks, apa itu ereksi, apa itu orgasme, apa itu 69, apa itu clitoris dari orangtua kita pernahkah ? karena ketika berbicara dan bertanya kepada orangtua kita, orangtua kita langsung marah atau diam saja sambil mengalihkan pembicaraan benar tidak ? jadi menurut penulis JANGAN SALAHKAN situs porno sebagai BIANG dari semua kelakuan moral bangsa ini tetapi SALAHKAN orangtua kita yang TIDAK PERNAH memberikan pengertian, pemahaman dan penjelasan tentang apa itu seks dan pengaruhnya.

Sangat jarang orangtua-orangtua di negara ini yang mau duduk bersama dengan anak-anak mereka untuk membahas pendidikan seks karena mereka sibuk dengan dunianya dan hanya satu tujuan hidup daripada orang-orangtua di negara ini yaitu bagaimana caranya mendapatkan penghasilan untuk membiyai kehidupan keluarganya termasuk pendidikan tetapi tidak pernah mendengarkan apa yang di inginkan oleh anggota keluarganya, akhirnya sang anak pun mencari tahu apa yang membuat mereka penasaran benar tidak ?

Kedua, kiranya Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia duduk bersama dan membuat semacam kurikulum yang isinya tentang Pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi yang menjadi bahan acuan bagi pendidikan mulai dari kelas 6 SD hingga 3 SMU karena penulis melihat fenomena berita tentang kejahatan seksual selalu yang menjadi korban dan tersangka rata-rata usia sekolah sehingga dengan adanya kurikulum atau pelajaran Pendidikan Seksual dan kesehatan reproduksi setidaknya bisa menekan angka pergaulan bebas di kalangan masyarakat karena sudah tahu dampak akibat daripada yang namanya pergaulan bebas setelah mendapatkan pelajaran pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi

Lagi pula menurut penulis penutupan situs-situs yang berkaitan dengan pornografi akan menyulitkan beberapa pihak yang sangat membutuhkan untuk kebutuhan ilmiah misalnya mahasiswa-mahasiswa Kedokteran atau Biologi dimana dalam materi belajarnya pasti ada yang berkaitan dengan pornografi misalnya kesahatan reproduksi dan anatomi tubuh manusia, kalau situs yang berkaitan dengan pornografi ditutup lantas bagaimana mereka mendapatkan bahan tersebut jika mereka diminta dosennya untuk membuat semacam karya tulis atau tugas akhirnya yang mana itu berkatitan dengan pornografi apakah Kominfo bertanggung jawab jika mereka tidak lulus ?

Jadi apakah penutupan-penutupan situs-situs yang berkaitan dengan konten pornografi ini akan selamanya ditutup dan bisa merugikan beberapa kalangan yang sangat-sangat membutuhkan situs-situs itu untuk bahan riset dan ilmiah atau hanya ditutup karena berkaitan dengan bulan suci tetapi begitu selesai sekita dua-tiga bulan kemudian dibuka lagi situs-situs ini atau tetap ada dan terus-terusan menjejali konsumen onliners Indonesia walaupun sudah dibendung oleh Pemerintah ? kita lihat saja nanti apakah ini akan berhasil tetapi yang pasti hanya kita lah yang BISA mengendalikan urusan selangkangan kita BUKAN NEGARA karena urusan selangkangan itu adalah HAM !

Cipinang, 13082010 07:30
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: